Kampus Ungu ISTeK ICsada Bojonegoro telah mengimplementasikan program screening kesehatan mental dalam setiap kegiatannya, termasuk saat sosialisasi penerimaan mahasiswa baru, pemeriksaan kesehatan, pengabdian masyarakat (pengabmas), serta Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Program ini merupakan salah satu langkah proaktif kampus dalam merespons isu kesehatan mental yang kian mengemuka di Indonesia.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 32 juta warga Indonesia mengalami gangguan mental seperti anxiety dan bipolar. Hal ini menandakan bahwa masalah kesehatan mental bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Di masa lalu, kesehatan mental sering dianggap kurang penting dibandingkan kesehatan fisik, namun kini semakin banyak pihak yang menyadari bahwa kesejahteraan mental memiliki peran yang tak kalah penting. Gangguan pada kesehatan mental bahkan dapat berdampak langsung pada kondisi fisik seseorang.

Dalam konteks tersebut, Kampus Ungu ISTeK ICsada Bojonegoro berupaya meningkatkan kesadaran mahasiswa, dosen, dan masyarakat luas akan pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Screening kesehatan mental dilakukan sebagai upaya preventif untuk mendeteksi dini adanya potensi gangguan mental pada individu, sehingga intervensi lebih lanjut dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran. Langkah ini juga diambil sebagai respons atas keterbatasan jumlah tenaga profesional seperti hipnoterapis, psikolog, dan psikiater di Indonesia, yang masih jauh dari mencukupi kebutuhan masyarakat.

Dengan hanya sekitar 5.462 tenaga profesional yang tersebar di seluruh Indonesia, angka tersebut belum mampu mengimbangi jumlah kasus gangguan mental yang terus meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, Kampus Ungu ISTeK ICsada Bojonegoro merasa perlu melakukan langkah-langkah strategis dalam mendorong kesadaran kolektif di kalangan civitas akademika dan masyarakat umum untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental.

Program screening jiwa ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain dalam memperhatikan kesehatan mental mahasiswa dan masyarakat. Upaya ini juga selaras dengan visi untuk menciptakan lingkungan kampus yang mendukung keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental. Selain memberikan manfaat langsung bagi individu yang terlibat, langkah ini juga menjadi kontribusi penting dalam menekan angka gangguan mental di Indonesia.